Kerajaan
Demak, kerajaan terbesar di pesisir pantai utara tananh jawa. Demak sebelumnya
adalah kadipaten dari kerajaan Majapahit dan telah menjadi pelopor penyebaran
agama Islam di pulau jawa bahkan Indonesia. Namun, kerajaan Demak tidak berusia
panjang karena banyak mengalami kemunduran karena konflik internal kerajaan. Konflik
perebutan kekuasaan di antara kerabat dalam kerajaan menjadi factor utama
kemunduran kerajaan ini.
Masjid
Agung Demak, adalah salah satu hasil kebudayaan dari kerajaan Demak yang
menurut sejarah didirikan oleh walisanga. Dahulu, lokasi ibukota Demak terletak
di Bintoro (Demak sekarang) dan pada masa Raja ke-4 ibukota dipindah ke
Prawoto. Pada tahun 1568 kekuasaan Demak dialihkan ke kerajaan Pajang yang
didirikan oleh Jaka Tingkir.
Pada
saat kerajaan Majapahit mengalami masa surut, secara praktis wilayah-wilayah
kekuasaannya mulai memisahkan diri. Wilayah-wilayah yang terbagi menjadi
kadipaten-kadipaten tersebut saling serang, saling mengklaim sebagai pewaris
tahta Majapahit. Demak didirikan di sekitar akhir abad ke-15 yang kemungkinan
didirikan oleh Tionghoa muslim bernama Cek ko-po, kemungkinan besar puteranya
adalah Badruddin atau Kamaruddin dan meninggal pada tahun 1504

Trenggana
berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawahnya, Demak
mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari
Pajajaran serta menghalau tentara Portugis yang akan mendarat di sana (1527),
Tuban (1527), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527), Malang (1545), dan
Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546).
Panglima perang Demak waktu itu adalah Fatahillah, pemuda asal Pasai
(Sumatera), yang juga menjadi menantu raja Trenggana. Trenggana meninggal pada
tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuruan, dan kemudian
digantikan oleh Sunan Prawoto
Adik
Trenggana, yaitu Pangeran Sekar seda lepen menantang Sunan Prawoto. Akhirnya seda
lepen akhirnya terbunuh. Pada tahun 1561 sunan prawoto dan keluarga terbunuh
oleh orang suruhan Arya penangsang yang juga membunuh Pangeran Hadiri Adipati
jepara, putra seda lepen dan kemudian arya penangsang menjadi penguasa Tahta
Demak. Karena pembunuhan itu maka banyak adipati memusuhi Arya penangsang.
Arya
Penangsang akhirnya berhasil dibunuh dalam peperangan oleh Sutawijaya, anak
angkat Joko Tingkir. Joko Tingkir memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang, dan
di sana ia mendirikan Kerajaan Pajang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar