Jumat, 28 November 2014

Kerajaan Demak

Kerajaan Demak, kerajaan terbesar di pesisir pantai utara tananh jawa. Demak sebelumnya adalah kadipaten dari kerajaan Majapahit dan telah menjadi pelopor penyebaran agama Islam di pulau jawa bahkan Indonesia. Namun, kerajaan Demak tidak berusia panjang karena banyak mengalami kemunduran karena konflik internal kerajaan. Konflik perebutan kekuasaan di antara kerabat dalam kerajaan menjadi factor utama kemunduran kerajaan ini.


          Masjid Agung Demak, adalah salah satu hasil kebudayaan dari kerajaan Demak yang menurut sejarah didirikan oleh walisanga. Dahulu, lokasi ibukota Demak terletak di Bintoro (Demak sekarang) dan pada masa Raja ke-4 ibukota dipindah ke Prawoto. Pada tahun 1568 kekuasaan Demak dialihkan ke kerajaan Pajang yang didirikan oleh Jaka Tingkir.
Pada saat kerajaan Majapahit mengalami masa surut, secara praktis wilayah-wilayah kekuasaannya mulai memisahkan diri. Wilayah-wilayah yang terbagi menjadi kadipaten-kadipaten tersebut saling serang, saling mengklaim sebagai pewaris tahta Majapahit. Demak didirikan di sekitar akhir abad ke-15 yang kemungkinan didirikan oleh Tionghoa muslim bernama Cek ko-po, kemungkinan besar puteranya adalah Badruddin atau Kamaruddin dan meninggal pada tahun 1504
          Arus kekuasaan mengerucut pada dua adipati, yaitu Raden Patah dan Ki Ageng Pengging (menurut cerita tradisi jawa). Sementara Raden patah mendapat dukungan dari walisanga, Ki ageng pengging mendapat dukungan dari syekh siti jenar. Demak di bawah pati unus adalah Demak yang berwawasan Nusantara yang visi besarnya adalah menjadikan demak sebagai kerajaan maritim yang besar. Pada masa kekuasaan Pati unus, demak merasa terancam dengan pendudukan Portugis di malaka, dengan itu maka kehancuran pelabuhan Nusantara sudah di depan mata.
Trenggana berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawahnya, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau tentara Portugis yang akan mendarat di sana (1527), Tuban (1527), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527), Malang (1545), dan Blambangan, kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546). Panglima perang Demak waktu itu adalah Fatahillah, pemuda asal Pasai (Sumatera), yang juga menjadi menantu raja Trenggana. Trenggana meninggal pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuruan, dan kemudian digantikan oleh Sunan Prawoto
          Adik Trenggana, yaitu Pangeran Sekar seda lepen menantang Sunan Prawoto. Akhirnya seda lepen akhirnya terbunuh. Pada tahun 1561 sunan prawoto dan keluarga terbunuh oleh orang suruhan Arya penangsang yang juga membunuh Pangeran Hadiri Adipati jepara, putra seda lepen dan kemudian arya penangsang menjadi penguasa Tahta Demak. Karena pembunuhan itu maka banyak adipati memusuhi Arya penangsang.

Arya Penangsang akhirnya berhasil dibunuh dalam peperangan oleh Sutawijaya, anak angkat Joko Tingkir. Joko Tingkir memindahkan pusat pemerintahan ke Pajang, dan di sana ia mendirikan Kerajaan Pajang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

D
M
a
m
u
s
u
K
y
o
R
s
u
g
a
B
a
d
I