Jumat, 28 November 2014

My School, MAN Bangkalan

Man Bangkalan, sekolah tercinta. Terletak di jalan Soekarno-Hatta, lebih tepatnya di sebelah stadion gelora bangkalan, 100 meter dari Pom Bensin stadion Bangkalan, strategis kan? Sekolah madrasah sekaligus sekolah setingkat SMA/MA terlengkap di Bangkalan, ada lapangan futsal, lab. Ipa, Lab. Bahasa, Kantin yang bersih, ruang belajar TIK yang di dalamnya berisi 20 PC yang berprosesor Intel Core i5, dan juga sekolahku ini dilengkapi dengan banyak CCTV di setiap sudutnya,
          Guru, adalah hal yang paling aku sukai, aku ibu Muzay (Sosiologi), Pak Hasan/PAHA (bahasa arab), pak Faruk n ibu Henny (Geografi), Ibu mrs. Elly (English), Pak Edy n Pak Abu (Olahraga), ibu Nurhayati (Bahasa Indonesia), Pak Hayyih (Matematika), Ibu Sa’adah/ BUSA (Aqidah Akhlak) dll. Mereka dengan cara mengajar yang sangat menarik, lucu, dan memancing kita (siswa) menjadi selalu ingin tau.
         
Kini, Madrasah paling oke ini dipimpin oleh Drs. Fathorrakhman, M.Pd. seorang pria berusia 50-an ini adalah lulusan S-2 jurusan Matematika. Dulu aku mengenal pertama seorang pak pa’ong (panggilang Akrabnya) di MTsN Bangkalan, disaat aku masih duduk di bangku kelas VIII, waktu itu beliau adalah guru ke-2 mapel Matematika, dan juga saat beliau masih menjabat sebagai kepala madrasah di sana.
          Aku bangga dengan MAN, meskipun banyak mulut-mulut di luar sana yang menghina bahwa MAN adalh sekolah desa, gak jamani, dan bahkan primitive sekalipun aku tak peduli. Saya bahagia dengan sekolah saya ini. Meskipun terkadang aku mengeluh, dengan banyaknya tugas, pr, bikin ini, buat itu, edit ini, copast itu, jiplak ini, capek deh. Tapi aku sadar, ini adalah jembatan menuju cita-citaku nanti.
          Teater, extra yang sangat aku gemari. Aku berlatih teaterku setiap hari, di kelas tentunya, aku berlatih marah-marah, berlatih jadi orang yang lembut dan menghibur teman-temanku di jam istirahat dengan menyanyi di dalam kelas. Teater berkumpul pada hari sabtu tepat jam 2 siang, tempatnya selalu berpindah, kadang di Aula, kadang di ruang kelas, di depan mushalla dll. Teater tiada henti memberikan hiburan bagi  siswa-siswi Man, tak lupa setiap event penting kenegaraan dan hari nasional selalu diperingati oleh Teater ISI yang diketuai oleh Nur Aini kelas XI ipa 3 ini. Kami juga selalu berusaha solid agar Teater ISI tetap jaya dan tak pudar selalu bersinar sepanjang masa.

          Namun, satu yang kurang aku sukai, bangunannya. Kelasku adalah bangunan tertua di MAN Bangkalan ini. Dindingnya sudah tak mulus lagi, tak seperti kelas lainnya. Apalagi view-nya, tembok sekitar tingginya 3 meter yang hitam, berlumut dan kacanya yang kotor banget, tidak bisa dibersihkan, mungkin kotoran itu sudah menyatu dengan kacanya. Tapi itulah MANBA, sellau ada plus dan minusnya, karena taka da yang sempurna Sesempurna ALLAH SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

D
M
a
m
u
s
u
K
y
o
R
s
u
g
a
B
a
d
I